Sabtu, 24 April 2010

Validasi, Verifikasi dan Kalibrasi

TUGAS KULIAH
ANALISIS MAKANAN, MINUMAN DAN KOSMETIK
MAKALAH
VALIDASI, VERIFIKASI DAN KALIBRASI
OLEH :
ALMUHAJIRIN
150 260 110
LW3
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010



PENDAHULUAN
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset dalam bidang kimia farmasi adalah pengukuran analitik.Tujuan pengukuran kimia pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang dapat ditentukan secara analitik adalah konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain.Pengukuran parameter-parameter ini sangat penting, karena data yang diperoleh nantinya tidak hanya sebagai ukuran angka-angka biasa namun juga baik kualitatif maupun kuantitatif dengandapat menunjukkan nilai besaran yang sebenarnya.
Sebagaimana biasa dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperoleh pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi.
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang Validasi, Verifikasi dan kalibrasi sebagai pengetahuan awal sebelum menggunakan alat dan metode dalam proses analisis analit.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Validasi??
2. Apa itu Verifikasi??
3. Apa itu Kalibrasi??


PEMBAHASAN
A. Validasi
Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi,
Validasi merupakan suatu proses yang terdiri atas 4 langkah nyata yakni :
1. Validasi perangkat lunak (software validation)
2. Validasi perangkat keras (hardware validation)
3. Validasi metode
4. Kesesuaian sistem (system suitability)
Pada dasarnya laboratorium harus memvalidasi beberapa hal yaitu:
1. Metode tidak baku
2. Metode yang didesain/ dikembangkan laboratorium
3. Metode baku yang digunakan diluar lingkup yang dimaksud
4. Metode baku yang dimodifikasi
5. Metode baku untuk menegaskan dan mengkomfirmasi bahwa metode itu sesuai untuk penggunaan yang dimaksud.
Suatu metode perlu divalidasi jika :
1. Metode tersebut baru dikembangkan untuk suatu permasalahn yang khusus
2. Apabila metode yang selama ini sudah rutin, direvisi untuk suatu pengembangan atau diperluas untuk memecahkan suatu permasalahan analisa yang baru
3. Apabila hasil QC menunjukan bahwa metode yang rutin tersebut berubah terhadap waktu
4. Apabila metode rutin digunakan dilaboratorium yang berbeda, atau dilakukan oleh analis yang berbeda atau dilakukan dengan peralatan yang berbeda.
Proses validasi dimulai dengan peranmgkat lunak yang tervalidasi dan sistem yang terjamin, lalu metode yang divalidasi menggunakan sistem yang terjamin dikembangkan,. Akhirnya validasi total diperoleh dengan melakukan kesesuaian sistem. Masing-masing tahap dalam proses validasi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mencapai kesuksesan validasi.
Bagian subset proses validasi yaitu kualifikasi yang merupakan bagian proses validasi yang akan memverifikasi modul dan kinerja sistem sebelum suatu instrumen diletakkan secara on line (atau diletakkan pada tempatnya dalam suatu laboratorium).
Kualifikasi atau validasi fungsional memiliki beberapa tahap masing-masing sebagai berikut :
1. Kualifikasi instalasi (instalation Qualification IQ)
Proses ini dibagi dua yaitu : (1) pre instalasa yaitu semua informasi yang berhubungan dengan instalasi yang benar, operasionalisasi, dan perawatan instrumen harus dikaji. (2) instalasi fisik meliputi nomor instrumrn yang harus dicatat, dokumentasi yang menggambarkan bagaimana instrumen diinstal, siapa yang melakukan instalasi, dan rincian-n yang berkaitan denga instrumen.
2. Kualifikasi operasional
Bagian ini menjelaskan bahwa modul-modul yang menjelaskan instrumen telah sesuai.
3. Kualifikasi kinerja
Kualifikasi ini memberikan informasi sampai batas mana suatu kerja instrumen dapat diantisipasi.
Ada 3 lagi pokok pembahasan yang sangat erat kaitannya dengan suatu proses validasi yakni :
1. Pengembangan metode
Pengembangan metode analisa biasanya bersumber dari literatur yang sudah ada tentang instrumen yang akan dikembangkan. Ada beberapa alasan valid untuk mengembangkan suatu metode analisia baru yaitu :
a. Tidak ada metode yamng sesuai untuk analit tertentu
b. Metode yang ada terlalu banyak menimbulkan kesalahan
c. Metode yang ada terlalu mahal
d. Metode yang ada tidak memberikan kepekaaan yang tinggi
e. Instrumentasi dan teknik yang memberikan kesem,patan untuk meningkatkan kinerja
f. Ada suatu kebutuhan untuk mengembangkan metode alternatif.
2. Optimasi
Selama tahap optimasi serngkaian kondisi awal yang muncul pada tahap pertama pengembangan metode harus dimaksimalkan (resolusi, bentuk puncak, jumlah len ;lempeng dan lain-lain).
Optimasi metode dapat mengikuti 2 pendekatan yaitu pendekatan manual dan pendekatan dengan menggunakan sistem komputer.
3. Pendekatan validasi metode
Ada beberapa pendekatan untuk melakukan validasi metode yaitu:
a. metode spiking seperti metode spiking buta nol, spiking buta tunggal, dan metode spiking buta ganda.
b. Metode pendekatan dengan analisis bahan rujukan terstandar
c. Pendekatan kolaboratif antar torium
d. Pendekatan dengan membandingkan metode baru yang diterima.
Menurut USP, ada 8 langkah dalam validasi metode analisis yakni :
1. Presisi
Merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanyua diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari jumlah sampelyang berbeda signifikan secara statistik.
2. Akurasi
Merupakan ketelitian metode analisis atau lkedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baikkonvensi, nilai sebenarnya, atau nilai rujukan.
3. Batas dewteksi
Didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi.
4. Batas kuantifikasi
Didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan.
5. Spesifisitas
Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen-komponen lain dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian, produk degrafasi, dan komponen matriks.
6. Lineritas
Merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil yang secara uji langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan.
7. Kekasaran
Merupakan tingkat reprodusibilitas hasil yang diperoleh dibawah kondisi yang bermacam-macam yang diekspresikan sebagai persen standar deviasi relatif.
8. Ketahanan
Merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh boleh adanya variasi parameter metode yang kecil.
Sememtara itu menurt ICH, ada dua tambahan langkah validasi yaitu :
9. Kisaran
Didefinisikan sebagai konsentrasi terendah dan tertinggi yang mana suatu metode analisis menunjukan akurasi, presisi, dan lineritas yang mencukupi.
10. Kesesuaian sistem
Merupakan suatu langkah untuk menyesuaikan sistem yang digunakan dengan anlit yang akan diuji.
B. Verifikasi
Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Verifikasi ini dilakukan terhadap suatu metode standar sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid. Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan yang berbeda. Sehingga, kinerja antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya tidaklah sama.
Didalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan seperti uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan hal yang paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu metoda yang presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat (akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu presisi.
Hubungan antara akurasi dan presisi dalam uji metode dapat terjadi dalam empat hal:
• Akurasi dan presisi sama-sama rendah
• Presisi tinggi, akurasi rendah
• Presisi rendah, akurasi tinggi
• Akurasi dan Presisi tinggi.
Jika diimajinasikan kedalam dunia nyata, akurasi dan presisi digambarkan dengan anak-anak panah yang dilepaskan dari busur dan sasaran tembak. Dikatakan akurat dan presisi atau cermat dan tepat, jika anak panah yang dilepaskan dari busur tepat mengenai pusat sasaran panah yang dituju. Ketika anak panah kedua dilepaskan, maka harus tepat mengenai pusat sasaran, dan seterusnya. Artinya, setiap kali pengulangan berada pada sasaran yang hendak dituju.
Meskipun demikian, akurasi tidaklah sama dengan presisi dan tidak sama dengan reliabilitas/keandalan suatu data. Akurasi diartikan sebagai kedekatan hasil analisa terhadap nilai yang sebenarnya. Presisi diartikan sebagai kedekatan antara sekumpulan hasil analisa. Sedangkan reliabilitas data adalah gabungan antara presisi dan akurasi. Dengan kata lain, akurasi bertujuan untuk mendapatkan suatu nilai yang benar. Presisi bertujuan untuk mendapatkan nilai yang sama. Sedangkan reliabilitas data adalah untuk mendapatkan nilai yang benar dan sama.
Reliabilatas data (keandalan suatu data) merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh suatu laboratorium analisa. Suatu laboratorium yang berkualitas harus dapat mengeluarkan data-data yang andal dan dapat dipercaya (memiliki akurasi dan presisi tinggi). Dalam skala industri, laboratorium bertugas sebagai “pabrik” yang memproduksi data, kemudian data ini akan diteruskan kepada pihak proses yang memproduksi barang yang sebenarnya. Dan tentu saja mereka akan memproduksi barang sesuai dengan data-data yang dikeluarkan laboratorium. Apa jadinya jika formula dan analisa yang dikeluarkan laboratorium (misalnya farmasi) salah ? Bisa jadi obat yang akan diproduksi akan tidak sesuai dengan fungsinya.

C. Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Direktorat metrologi juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.
DAFTAR PUSTAKA
Rohman abdul.,2008.,Kimia Farmasi Analisis., Pustaka Pelajar., Yogyakarta
www,google.com/ Yoky Edy Saputra pada 20-07-2009
www.google.com/ Iqmal Tahir “ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis.,19-03-2010.

"http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi"

Pengantar Mikrobiologi Farmasi

TUGAS KULIAH
MIKROBIOLOGI
MAKALAH

OLEH :
ALMUHAJIRIN
150 260 110
LWU
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010


Pendahuluan
Perkembangan mikrobiologi pada dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga periode. Setiap periode memperlihatkan ciri khasnya masing-masing dengan menggambarkan aktifitas yang berkaitan dengan pemanfaatan maupun penemuan-penemuanyang terjadi pada masa itu. Ketiga periode tersebut masing-masing sebagai berikut, periode awal (sebelum masehi sampai ditemukannya mikroskop), periode pertengahan (abad XVII sampai awal abad XX), dan periode modern / era bioteknologi.
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani yakni micros yang artinya kecil; bios yang artinya hayat dan logos yang artinya ilmu. Jadi dapat disimpilkan bahwa definisi dari mikrobiologi adalah cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari ilmu hayat mikrobia (jazad renik) (Fatmawati,2009).
Dalam biologi, dibagi atas tiga golongan yakni golongan botani (tumbuh-tumbuhan), golongan zoologi (hewan), dan golongan mikrobiologi. Berdasarkan atas orientasinya, mikrobiologi dapat dibagi atas tiga golongan yakni berdasarkan taksonomi, berdasarkan habitatnya dan berdasarkan penerapan ilmunya (masalah).
Dalam bidang farmasi, mikrobiologi banyak digunakan dalam perkembangan ilmu farmasi dan penemuan obat-obat yang berkhasiat baik dari segi obat tradisional maupun modern.

Rumusan masalah
1. Sejarah perkembangan mikrobiologi !!!
2. Pengertian mikrobiologi!!!
3. Ruang lingkup mikrobiologi!!!
4. Peranan mikrobiologi di alam!!!
5. Hubungan Mikrobiologi dalam bidang farmasi!!!

Pembahasan
A. Sejarah mikrobiologi
Perkembangan mikrobiologi tergolongkan dalam tiga periode yakni :
1. Periode awal
2. Periode pertengahan
3. Periode modern
 Periode awal
Periode ini ditandai dengan adanya proses pemanfaatan mikroba untuk kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Sejak 6.000 SM ternyata masyarakat Yunani kunotelah menggunakan khamir dalam proses pembuatan bir, anggur, vinegar,dan produk fermentasi tradisional lainnya. Begitupula dengan masyarakat mesir kuno sejak 4.000 SM telah memanfaatkan khamir pada proses pembuatan roti.
Bangsa Astec memanen algae dari danau sebagai sumber bahan makanan sejak 1521 SM.
Pada awal abad XVI telah dimulai penyulingan whiskey dan merupakan awal dari produksi etanol.
Di Rio Tanto-spanyol telah dilakukan penambangan tembaga dengan bantuan mikroba sebelum tahun 1670, sebelum ditemukannya mikroskop.
 Periode pertengahan
Dengan ditemukannya mikroskop oleh Antoni Van Leeuvenhoek (1632-1723), saudagar berkebangsaan belanda yang senang menggosok lensa dan merupakan orang pertama yang melihat mikroba dengan bantuan mikroskop buatannya sendiri, perkembangan mikrobiologi semakin luas dan pesat.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada periode ini antara lain :
1. Leus Pasteur (1857-1876) membuktikan bahwa abiogenesis tidak mungkin dengan labu pasteurnya, pasteurisasi susu dengan uap air suhu 62 derajat celsius, sterelisasi dengan autoklaf, penyebab kerusakan dalam fermentasi adalah mikroba,semua proses fermentasi adalah proses kegiatan mikrobia.
2. Fardinand Cohn (1820-1893) membuktikan secara mikroskopik adanya endospora bakteri yang tahan panas,
3. John Tyndall menemukan cara membunuh spora dengan pemanasan diskontinyu disebut dengan Tyndalisasi.
 Periode modern / era bioteknologi
Periode ini ditandai dengan bersinerginya para ahli dari berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk menghasilkan penemuan yang berguna bagi umat manusia.
Beberapa penemuan penting dalam periode ini antara , fermentasi aseton dab butanol, fermentyasi gliserol, fermentasi sitrat, Alexander Fleming menemukan penisilin, produksi penisilin secara besar-besaran, penemuan sintesis protein yang terjadi dalam sel, produksi insulin secara komersil, produksi inferon untuk manusia didalam bakteri.
B. Pengertian mikrobiologi
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani yakni micros yang artinya kecil; bios yang artinya hayat dan logos yang artinya ilmu. Jadi dapat disimpilkan bahwa definisi dari mikrobiologi adalah cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari ilmu hayat mikrobia (jazad renik) (Fatmawati,2009).
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sendiri merupakan makhluk hidup yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi harus menggunakan alat yakni mikroskop.
C. Ruang lingkup mikrobiologi
Berdasarkan orientasinya mikrobiologi dapat dibagi atas :
1. Taksonomi
Berdasarkan taksonominya mikrobiologi dibagi atas virologi, bakteriologi, fikologi (alkologi), mikologi, protozologi.
2. Habitat
Berdasarkan habitatnya mikrobiologi dibagi atas mikrobiologi air, mikrobiologi tanah, mikrobiologi kelautan, dan lain-lain.
3. Masalah
Berdasarkan masalah yang dihadapi mikrobiologi dibagi atas mikrobiologi, mikrobiologi patogen, mikrobiologi pertanian, mikrobiologi industri, dan mikrobiologi farmasi.
Berdasarkan sumber energi yang digunakan maka mikroorganisme dapat dibedakan atas :
1. Organisme fototrof yaitu organisme yang menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan energi.
2. Organisme kimotrof yaitu organisme yang menggunakan senyawa kimia untuk menghasilkan energi.
Berdasarkan protista maka mikroorganisme dibedakan atas :
1. Protista Eukaryotik
Antara lain :
 Algae (kecuali ganggang biru)
a. Cholorophyta
b. Euglenophyta
c. Chrysophyta
d. Pyrrophyta
e. Phaeophyta
f. Cyanophyta
g. Rhodaphyta
 Protozoa
a. Klas Sarcodina
b. Klas Ciliata
c. Klas mastigophora
d. Klas Sporozoa
 Fungi
a. Myxomycetes
b. Phycomycetes
c. Eumycetes
2. Protista prokaryotik
Antara lain :
 Kelompok bakteri
 Kelompok ganggang biru
3. Virus
D. Peranan mikrobiologi di alam
Adanya mikrobiologi dialam merupakan hal yang unik, apabila dibandingkan dengan golongan makhluk hidup lainnya. Distribusi semakin luas, sehingga tempat-tempat dimana makhluk hidup yang lain tidak dapat hidup tetapi mikkroorganisme masih dapat memanfaatkannya. Mikroorganisme ada yang hidup diytanah, air, udara, bahan makanan, susu, pada berbagai bagian dari tumbuhan , tubuh hewan maupun manusia.
Peranan mikroorganisme dialam ditentukan oleh aktifitasnya untuk mengadakan perubahan-perubahan dilingkungannya.peranan utama mikroorganisme yakni menguraikan bahan-0bahan organik dari makhluk hidup yang telah mati. Sebagai diketahui makhlik hidup didunia ini dapat dibagi atas tiga golongan yakni produsen, konsumen dan redusen.
Mikroorganisme sebagai produsen yakni menghasilkan energi biologi yang dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme lain maupun oleh manusia. Mikroorganisme sebagai konsumen adalah mikroorganisme yang memanfaatkan hasil penguraian dari organisme produsen. Mikroorganisme sebagai redusen yaitu mikroorganisme yang menguraikan bahan-bahan organik dari produsen dan konsumen yang telah mati.
E. Hubungan mikrobiologi dalam bidang farmasi
Perlu diketahui bahwa dengan adanya mikroorganisme dialam merupakan hal yang sangat unik, jika dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Mikroorganisme tersebut dapat melalukkan berbagai proses didalam tubuhnya yang sengat kecil tersebut karena mereka bersifat uniseluler.
Dalam tubuhnya mikroorganisme dapat melakukan proses katabolisme dan anaboliseme. Dari segi tersebut dapat dipelajari mana mikroorganisme yang menguntungkan dan yang mana yang merugikan. Proses inilah yang merupakan titik awal untuk menghubungkan antara bidang mikrobiologindengan bidang farmasi yang dikenal dengan nama mikrobiologi farmasi.
Sebagai contoh, banyak mikroorganisme yang dapat bersifat patogen atau penyebab penyakit sehingga ahli farmasi harus berusaha untuk menemukan obat untuk penyembuhan penyakit ini dengan menciptakan vaksin.
Namun demikian ada pula jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan yaitu mikroorganisme yang digunakan dalam pembuatan produk-produk fermentasi, dalam pengendalian sampah dan pencemaran lingkungan, dapat juga digunakan untuk menganalisa kadar dalam suatu zat yang sulit ditentukan secara kimia maupun alat-alat canggih seperti spektro, dan yang paling penting adalah banyak mikroorganisme yang digunakan untuk menghasilkan antibiotak maupun antimikroba.
Mikroorganisme juga banyak digunakan dalam penelitian dalam bidang farmasi karena beberapa alasan seperti mudahnya ditumbuhkan dalam medium yang cocok, pertumbuhan yang cepat, dan proses metabolismenya dapat diekuivalenkan dengan tumbuhan atau hewan tingkat tinggi termasuk manusia sehinggaproses biokomia dapat didemonstrasikan didalamnya.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sejarah mikrobiologi
Sejarah perekembangan mikrobiologi terbagi dalam tiga periode yakni:
a. Periode awal (Sebelum masehi – ditemukannya mikroskop)
b. Periode pertengahan (abad XVII sampai awal abad XX),
c. Periode modern / era bioteknologi.
2. Pengertian mikrobiologi
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani yakni micros yang artinya kecil; bios yang artinya hayat dan logos yang artinya ilmu. Jadi dapat disimpilkan bahwa definisi dari mikrobiologi adalah cabang ilmu hayat (biologi) yang mempelajari ilmu hayat mikrobia (jazad renik)
3. Batasan mikrobiologi meliputi :
a. Berdasarkan orientasinya maka Mikrobiologi dibagi atas taksonomi, habitat dan masalah yang dihadapi
b. Berdasarkan sumber energi yang digunakan maka jazad renik dibagi atas organisme fototrof dan organisme kimotrof
c. Berdasarkan protista maka mikroorganisme dibagi atas protista eukaryotik, protista prokaryotik dan virus.


4. Peranan mikrobiologi dialam
Mikroorganisme dialam mempunyai tiga peranan yakni sebagai produsen, konsumen dan redusen.
5. Hubungan mikrobiologi dalam bidang farmasi
Dalam bidang farmasi mikroorganisme digunakan untuk memproduksi antibiotik, antimikroba, untuk penelitian dibidang farmasi.
Daftar pustaka
Drs. Saharuddin.,Fatmawati, ST.,Asmaniar, S.Si., Mikrobiologi., Departemen Perindustrian., Makassar
Mikrobiologi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 16 maret 2010.
Sulistiawati., 2008., Mikrobiologi Farmasi., Erlangga., Surabaya.

HPLC

FASE GERAK
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau biasa disebut HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) yang dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Kegunaan umum KCKT adalah antara lain untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian, analisis senyawa yang tidak mudah menguap.
Pendahuluan
Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam.
Setelah kita memahami konsep-konsep dasar kromatografi cair kinerja tinggi, maka kita perlu memahami lebih lanjut tentang instrumentasi KCKT, yang meliputi fase gerak, pompa, pemasukan cuplikan, kolom dan detektor. Tapi dalam kesempatam ini kita hanya akan membahas tentang fase gerak pada KCKT.

Fase Gerak ,Fase Mobil,Eluen ,Pelarut, Tandon Pelarut

Wadah fase gerak pada KCKT harus memiliki sifat :
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert).
Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat dikosongkan dapat digunakan sebagai wadah fase gerak.
Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut.

Fase gerak
fase gerak pada KCKT adalah berupa zat cairan dan disebut juga eluent atau pelarut atau fase mobil.Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi

Fungsi
Fase gerak selain Untuk membawa komponen-komponen campuran menuju detektor ternyata Dapat berinteraksi dengan solut-solut, oleh karena itu fase gerak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses pemisahan.

Jenis-jenis fase gerak
1. Berdasarkan jenis kromatografinya dibedakan atas :
a. fase gerak bersifat interaktif
b. fase gerak bersifat non interaktif
2. Berdasarkan fasenya dibedakan atas :
a. fase gerak bersifat lebih polar dari fase diam
b.fase gerak bersifat kurang polar dari fase diam

Persyaratan fase gerak
1. Harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan.
2. Harus murni sekali.
3. Harus jernih sekali.
4. Harus mudah diperoleh, murah tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
5. Tidak kental
6. Sesuai dengan detektor

Hal-hal yang perlu diperhatikan
Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing
Pada saat membuat pelarut untuk fase gerak dianjurkan untuk menggunakan pelarut, buffer, atau reagen dengan tingkat kemurnian tinggi.
pelarut sebaiknya memiliki HPLC grade
Penggunaan fase gerak harus memperhatikan sifat fase diam yang digunakan berdasarkan pengelompokan KCKT

Elusi
Elusi dapat dilakukan dengan cara :
Cara isokratik yaitu komposisi fase gerak tetap selama proses elusi, dan
Cara bergradien yaitu komposisi fase gerak berubah-ubah selama proses elusi.

Rujukan fase gerak pada KCKT
Pada tabel 7.1 hal 86 pada buku “Kimia Pemisahan”.
Pada tabel 2 hal 45 pada buku “Analisis Farmasi Metode Modern”
Pada tabel 3.5 hal 67 pada buku “Dasar Kromatografi cair”
Pada tabel 4.3 hal 118 pada buku “Kromatografi Untuk Analisis Obat”
pada tabel 15.1 dan tabel 15.9 hal 407 pada buku “Kimia Farmasi Analisis”

Saran
Seperti kata Prof Habibie

“ Yakin dan Percaya itu baik TAPI Cek itu LEBIH BAIK”


Daftar Pustaka
Gholib Ibnu Gandjar., 2007., Kimia Analisis Farmasi., Pustaka Pelajar., Yogyakarta.
Hendayana Sumar, Ph.D., 2006., Kimia Pemisahan., Rosda., Bandung.
B Purwa., 1991., Analisis Farmasi Metode Modern., Aitlangga University Pres., Surabaya.
Rohman Abdul., 2009., Kromatografi untuk Analisis Obat., Graha Ilmu., Yogyakarta.
Stevenson Robert., 1991., Dasar Kromatografi Cair., ITB., Bandung.

bersambung.....................................................................................................................................................................................................................................................