Minggu, 06 Februari 2011

kimia "Antioksidan"

Antioksidan
Di dalam tubuh terdapat mekanisme antioksidan atau antiradikal bebas secara endogenik tetapi bila jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih maka dibutuhkan antioksidan yang berasal dari sumber alami atau sintetik dari luar tubuh. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya kepada radikal bebas. Menurut Hudson (1990) defenisi antioksidan secara umum adalah suatu senyawa yang dapat memperlambat atau mencegah proses oksidasi
Secara umum, antioksidan dikelompokkan menjadi 2, yaitu antioksidan enzimatis dan non-enzimatis. Antioksidan non-enzimatis, masih dibagi dalam 2 kelompok lagi:
1. Antioksidan larut lemak, seperti α-tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon, dan bilirubin.
2. Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat logam, dan protein pengikat
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Antioksidan primer (antioksidan endogen atau antioksidan enzimatis). Contohnya enzim superokside dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Enzim-enzim ini mampu menekan atau menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk lebih stabil. Reaksi ini disebut sebagai chain-breaking-antioxidant.
2. Antioksidan sekunder (antioksidan eksogen atau antioksidan non-enzimatis). Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, β-karoten, isoflavon, asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai penangkap radikal bebas (scavenger free radical), kemudian mencegah amplifikasi radikal.
3. Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair, metionin sulfoksida reduktase, yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang disebabkan oleh radikal bebas.
Pengelompokan antioksidan yang lain :
1. Kelas Antioksidan sesungguhnya, bekerja dengan cara menginaktivasi radikal-radikal bebas lipid. Contohnya : senyawa-senyawa Fenol.
2. Kelas Antioksidan Penstabil Hidroperoksida, Bekerja dengan cara mencegah dekomposisi hidroperoksida menjadi radikal bebas. Contohnya senyawa-senyawa fenol
3. Kelas Antioksidan Pensinergis, Bekerja dengan cara Meningkatkan aktivitas antioksidan sesungguhnya. Contohnya Asam sitrat dan Asam askorbat.
4. Kelas Antioksidan Pengkhelat Logam, Bekerja dengan cara mengikat logam berat menjadi senyawa inaktif. Contohnya Asam fosforat, senyawa Maillard dan Asam sitrat.
5. Kelas Antioksidan Peredam Oksigen Singlet, Bekerja dengan cara mengubah oksigen singlet menjadi oksigen triplet. Contohnya karoten-karoten.
6. Kelas Antioksidan dengan Bahan-bahan yang mereduksi hidroperoksida, Bekerja dengan cara Mereduksi hidroperoksida melalui jalur non-radikal. Contohnya protein-protein dan asam-asam amino.
Reaksi oksidasi dapat dicegah oleh bahan-bahan berikut:
1. Bahan pengkhelat, yaitu untuk ion-ion logam pencetus terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas. EDTA dan asam sitrat paling sering digunakan.
2. Bahan pereduksi, yakni senyawa yang dapat mereduksi obat yang teroksidasi.
Natrium tiosulfat dan asam askorbat merupakan dua bahan yang dimanfaatkan untuk kemampuan ini.
3. Senyawa-senyawa yang mudah teroksidasi, yaitu berupa bahan yang mempunyai sifat lebih mudah teroksidasi dibanding obat yang dilindungi. Ada beberapa senyawa yang sangat lebih mudah teroksidasi dibanding senyawa yang dilindungi. Sesungguhnya bahan-bahan ini bertindak sebagai pembersih oksigen. Dua contoh pembersih oksigen yang baik dalam farmasi adalah natrium bisulfit (juga sulfit) dan asam askorbat.
4. Terminator rantai, yaitu suatu bahan yang dalam larutan mampu bereaksi dengan radikal, membentuk senyawa baru yang bersifat radikal terminator rantai, yang tidak lagi membuat pemasukan baru dalam siklus propagasi radikal. Radikal yang baru ini diharapkan akan bersifat stabil secara intrinsik atau mungkin berupa dimer untuk membentuk molekul yang inert. Sebagian besar antioksidan larut air yang dapat beraksi sebagai terminator rantai adalah spesies tiol, sistein, tiogliserol, asam tioglikolat, dan tiosorbital. Sesungguhnya seluruh antioksidan larut lemak beraksi sebagai terminator rantai. Contoh-contoh utama adalah askorbitil palmitat, hiroksianisol terbutilasi (BHA), hidroksi toluen terbutilasi (BHT), propil-gallat, dan asam nordihidroguaiaretik (NDGA).
Rujukan
Connois, Kenneth A., Amidon, Gordon L., dan Stella, Valentiono J. 1986. Stabilitas Kimia Sediaan Farmasi. Terj. Didik Gunawan. Semarang: IKIP Semarang Press.
Pokorny, Jan, Yanishlieva, Nedyalka, dan Gordon, Michael. 2001. Antioxidants in Food. England, Abington Cambridge CB1 6AH, Abington Hall: Woodhead Publising Limited.
Praptiwi, Dewi, Puspa, dan Harapini Mindarti. 2006. Nilai Peroksida dan Aktivitas Antiradikal Bebas Diphenil Pycril Hydazil Hydrate (DPPH) Ekstrak Metanol Knema laurina. no. 17 (1) (2006). h. 33.
Winarsi, Hery. 2005. Isoflavon: Berbagai Sumber Sifat, dan Manfaatnya pada Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar